Simone Perrotta: Si Gelap-Gelap Bawa Tenang, Pahlawan Piala Dunia yang Jarang Disebut

Kalau kita ngomongin Timnas Italia juara Piala Dunia 2006, nama-nama kayak Buffon, Cannavaro, Pirlo, dan Totti pasti langsung nongol di kepala. Tapi kalau lo pengamat bola sejati — yang bener-bener merhatiin ritme permainan — lo gak akan pernah skip satu nama ini: Simone Perrotta.

Dia bukan bintang di media. Tapi di lapangan? Dia nyambungin semua lini.
Dan gak cuma di Timnas. Di AS Roma, dia jadi “penggerak sistem” yang bikin pemain kreatif kayak Totti dan De Rossi bisa tampil maksimal.


Profil Singkat

  • Nama lengkap: Simone Perrotta
  • Tanggal lahir: 17 September 1977
  • Tempat lahir: Ashton-under-Lyne, Inggris (yes, bukan salah ketik)
  • Tinggi: 1,78 m
  • Posisi: Gelandang tengah (CM, AM, box-to-box)
  • Kaki dominan: Kanan
  • Tim utama: Bari, Juventus, Chievo, AS Roma
  • Timnas: Italia (48 caps, 2 gol)

Awal Karier: Dari Inggris ke Italia, Jalur Unik Seorang Pekerja Keras

Yes, Perrotta lahir di Inggris, dari keluarga imigran Calabria. Tapi sejak kecil udah pindah ke Italia dan besar di sistem sepak bola sana. Dia mulai karier di Reggina, terus naik level bareng Juventus (meski gak bertahan lama), dan mulai serius dikenal pas main buat Chievo Verona.

Di Chievo, dia tampil solid banget — gelandang tangguh, stamina gede, dan bisa nyusup masuk kotak penalti. Gaya mainnya bikin pelatih Italia dan klub-klub besar mulai melirik.


Era Emas di AS Roma: Perrotta, Mesin Tak Terlihat yang Bikin Totti Bisa Bersinar

Tahun 2004, AS Roma datengin Perrotta buat perkuat lini tengah. Awalnya banyak fans skeptis:
“Ini siapa? Gelandang Chievo?”

Tapi musim demi musim, Perrotta justru buktiin kalau dia kunci penting dalam sistem Luciano Spalletti.
Dalam formasi 4-2-3-1, dia sering main sebagai:

  • Gelandang serang tapi bukan trequartista
  • Pemecah pressing lawan
  • Pemain yang nutup celah saat Totti maju
  • Penekan lawan pertama di lini tengah

Dia bener-bener jadi penghubung antara gelandang bertahan (De Rossi / Pizarro) dengan Totti di depan.


Statistik di AS Roma:

  • Penampilan: 326
  • Gol: 49
  • Assist: 20+
  • Key pass per game: stabil
  • Tekel + intersepsi per musim: tinggi
  • Trofi: 2 Coppa Italia, 1 Supercoppa Italiana

Perrotta bukan gelandang kreatif murni, tapi kontribusinya ada di cara tim bisa bergerak efisien.


Gaya Main: Workhorse Tapi Punya Opsi Serangan

Simone Perrotta tuh kayak:

  • Gattuso versi lebih kalem
  • Marchisio versi manual
  • Thomas Müller versi Italia

Dia jarang bawa bola jauh-jauh, tapi tahu kapan harus lari ke kotak penalti, kapan harus press, dan kapan jaga shape tim.

Strength utama dia:

  • Sense posisi
  • Kemampuan adaptasi di 3–4 role sekaligus
  • Disiplin taktik
  • Naluri nyerang diam-diam

Dan yang unik, dia sangat jarang cedera. Selalu fit, selalu available. That’s gold buat pelatih.


Piala Dunia 2006: Si Pekerja Sunyi yang Gak Pernah Mati Gaya

Marcello Lippi tahu satu hal penting waktu nyusun skuad Piala Dunia 2006: lo butuh pemain yang gak rewel, gak egois, dan ngerti taktik — makanya dia bawa Perrotta.

Dan hasilnya?
Perrotta starter di SEMUA pertandingan Azzurri di Piala Dunia itu.

Yes. Dia main bareng Gattuso dan Pirlo di lini tengah, nutupin celah, ngisi ruang kosong, dan bantu pressing dari lini kedua.

Dia bukan pemain yang cetak gol atau bikin assist di turnamen itu. Tapi dia yang bikin semuanya seimbang.
Tanpa Perrotta, bisa aja struktur Italia retak waktu lawan Jerman atau Prancis.


Pasca Piala Dunia: Ikon Roma yang Makin Dihargai

Setelah juara dunia, Perrotta makin kokoh di Roma.
Dia tetap jadi bagian penting tim sampai pensiun tahun 2013.

Dan walaupun Roma gak sempat angkat Scudetto, mereka era 2006–2010 itu tetap salah satu tim terbaik Serie A:

  • Main bola atraktif
  • Ngalahin banyak tim besar
  • Totti subur, De Rossi dominan, dan Perrotta? Fundamental.

Fans Roma kasih dia respect penuh karena dia gak pernah rewel, gak pernah drop performa, dan selalu kasih yang terbaik.


Kehidupan Setelah Sepak Bola: Rendah Hati, Tetap Dekat dengan Azzurri

Setelah gantung sepatu, Perrotta gak banyak cari sorotan. Dia lebih banyak:

  • Dukung proyek federasi Italia
  • Bantu pengembangan pemain muda
  • Jadi bagian dari inisiatif antirasisme dan integritas sepak bola

Dia juga termasuk eks pemain yang punya license UEFA untuk pelatihan, tapi belum ambil karier pelatih secara aktif.


Kenapa Gen Z Harus Tahu Simone Perrotta?

Karena dia:

  • Simbol kesederhanaan dan konsistensi
  • Pahlawan Piala Dunia yang gak minta spotlight
  • Pemain serba bisa yang loyal dan tahan banting
  • Salah satu “hidden engine” tim hebat Roma dan Azzurri
  • Bukti bahwa bukan cuma skill yang bikin lo legend — attitude matters

Kalau lo suka pemain kayak Ilkay Gündogan, Leon Goretzka, atau Weston McKennie, lo bakal ngelihat refleksi mereka di Perrotta.


Kesimpulan: Simone Perrotta, Jembatan Senyap yang Ngangkut Italia ke Puncak Dunia

Simone Perrotta gak punya gelar Ballon d’Or, gak viral, dan jarang masuk highlight.
Tapi di balik semua selebrasi Totti dan Pirlo, dia adalah fondasi sunyi yang bikin itu semua mungkin terjadi.

Dia bukti bahwa pemain biasa di mata media bisa luar biasa di mata tim.

Dan buat Italia, Perrotta akan selalu dikenang sebagai pahlawan yang gak minta panggung, tapi bawa bendera sampai ke podium tertinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *